Perkenalan Di Musim Hujan

 


    

Hai, sebuah perkenalan singkat mungkin tak akan berkesan. Aku datang untuk sebuah tugas yang seharusnya aku selesaikan. Tahu mengapa? Jari-jariku melintasi keyboard ponsel dengan lancarnya. Tanpa aku tahu maksud dan tujuannya. Lucu juga ya ....

Halooo ... namaku Dynfri, sebut saja begitu. Dan jangan pernah coba untuk mengenalku, ya ... aku hanya bercanda. senang bertemu dengan kalian. 

Perkenalan di musim hujan ya? Beberapa minggu sebelumnya memang hujan terus mendera, memaksa manusia untuk meringkuk dengan selimut hangat mereka. Begitupun aku, sayangnya. Seandainya coklat atau kopi panas memang bisa menghangatkan tubuh kita di musim hujan. Kurasa cukup untuk basa-basinya.

Aku, adalah siswi dari SMK Negeri 1 Tebing Tinggi, begitulah mereka menyebutnya. Tidak banyak orang mengenalku, kurasa. Sehingga tak banyak yang bisa aku ceritakan.

Aku seorang pemimpi.


Dan sudah sewajarnya pemimpi membawa harapan ke seluruh dunia? Kan? Melalui tulisan kurasa, aku bisa. 

Hari lahirku bertepatan dengan peristiwa SuPerSeMar, tahu maksudnya 'kan?


Aku ingin menyebutnya sebagai hari yang istimewa, bukan untukku, tapi untuk negara kita.

Apa ya ...? Keseharian itu membosankan, penuh warna abu-abu, tulisanku bahkan lebih baik, lebih cantik, dan lebih bermakna. Tau mengapa? Sedih itu indah, dan air mata kita berkilauan dengan cahaya. 

Jangan jadi sepertiku. Aku itu aneh, tanpa harus dijelaskan.

Mungkin aku hanya ingin bilang ....

Nikmatilah hidup.

Meski awan suram terkadang mengaduk-aduk malam. Membawa aura sepi yang tak bisa dijelaskan. Beberapa waktu membisikkan suara pelan, yang disusun atas rasa kesepian. Aku harap kau tak maksudku.



Tapi, jangan pernah lupakan horizon jingga di saat fajar dan senja. Mereka indah, meski hanya bertahan tak lebih dari 1 jam. Tapi tetap saja, itu indah, kan?


Mungkin, dunia terlalu keras untuk boneka yang terbuat dari kapas. Tapi menyerah bukanlah pilihan, aku tahu itu sulit, dan bicara tak sepenuhnya menyelesaikan masalah. Hanya ada dirimu sendiri. Di sana, tanpa harus menangis, masing-masing orang pasti bisa tumbuh kuat.

Aku benar ... 'kan?





2 komentar: